Kondisi Umat Saat Ini
Artikel ini membahas kondisi umat Islam saat ini yang menghadapi berbagai tantangan, seperti maraknya kemungkaran, rekayasa syariat, pengaruh budaya Barat, serta cinta dunia yang berlebihan. Dilengkapi dengan ayat Al-Qur’an dan hadis, artikel ini mengajak untuk merenungi dan mengambil langkah nyata dalam menjaga keimanan dan kejayaan umat.

Umat Islam saat ini menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk maraknya ajakan kepada kemungkaran dan menjauh dari keimanan. Salah satu fenomena yang semakin berkembang adalah normalisasi perilaku menyimpang seperti LGBT, yang kini telah disahkan di beberapa negara, termasuk Thailand. Bahkan, banyak tokoh publik seperti musisi dan klub sepak bola terkenal yang secara terang-terangan mendukung hal tersebut.
Allah SWT telah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَرْكَنُوْٓا اِلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ ١١٣
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali tidak ada bagi kamu selain dari Allah seorang penolong pun, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan." (QS. Hud: 113)
Mencegah kemungkaran adalah tanggung jawab setiap Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaan). Jika tidak mampu, maka dengan lisannya (ilmu dan nasihat). Jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya (doa dan rasa benci terhadap kemungkaran), dan itulah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)
Jika kemungkaran dibiarkan, maka azab Allah bisa menimpa seluruh umat, sebagaimana umat Nabi Nuh yang dihancurkan dengan banjir besar meskipun ada orang-orang beriman di antara mereka.
Mengakal-akali Syariat (Al-Hilah)
Salah satu bentuk penyimpangan yang merusak umat adalah rekayasa syariat atau al-hilah, yaitu menghalalkan sesuatu yang haram dengan cara manipulatif. Contohnya adalah transaksi jual beli yang disusupi unsur riba, atau hadiah yang diberikan dengan maksud tersembunyi seperti gratifikasi.
Allah SWT berfirman:
يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ ٩
"Mereka ingin menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri tanpa mereka sadari." (QS. Al-Baqarah: 9)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari Kiamat (nanti).” (HR Ibnu Majah No. 2139)
Kejujuran dalam transaksi adalah bagian dari ajaran Islam yang harus dijaga agar umat tidak terjerumus ke dalam kebinasaan.
Mengikuti Kekafiran Orang-Orang Barat
Saat ini, banyak umat Islam yang lebih mengidolakan tokoh-tokoh Barat seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dan Erling Haaland dibandingkan Rasulullah ﷺ, para sahabat, dan ulama. Padahal, Rasulullah ﷺ telah memperingatkan:
"Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka." (HR. Abu Dawud)
Contoh nyata dari upaya Rasulullah ﷺ untuk berbeda dari kaum Yahudi adalah saat beliau melihat mereka berpuasa pada 10 Muharram. Rasulullah ﷺ kemudian bersabda:
"Jika aku masih hidup tahun depan, aku akan berpuasa pada tanggal 9 juga." (HR. Muslim)
Hal ini menunjukkan bahwa identitas Islam harus tetap dijaga dan tidak boleh bercampur dengan budaya yang bertentangan dengan syariat.
Saat ini, norma-norma sosial semakin bergeser. Pergaulan bebas semakin dianggap wajar, bahkan banyak orang tua yang membiarkan anak-anak mereka bergaul tanpa batas, seperti membiarkan anak perempuan mereka dijemput laki-laki tanpa ikatan pernikahan. Hal ini mengakibatkan umat Islam semakin mundur dan kehilangan keberkahannya.
Cinta Dunia dan Takut Mati
Salah satu penyakit yang melemahkan umat adalah hubbud dunya wa karahiyatul maut (cinta dunia dan takut mati). Mereka yang terlalu mencintai dunia akan kehilangan ketakwaan dan cenderung berburuk sangka kepada Allah ketika diuji.
Allah SWT berfirman:
فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ ١٥
وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ ١٦
"Adapun manusia, apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: ‘Tuhanku telah memuliakanku.’ Adapun apabila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata: ‘Tuhanku menghinakanku.’" (QS. Al-Fajr: 15-16)
Keberkahan dalam hidup tidak hanya diukur dari harta, tetapi juga dari ketaatan kepada Allah, termasuk dalam memilih pasangan yang membawa kita semakin dekat kepada-Nya.
Kesimpulan
Umat Islam harus sadar akan tantangan yang dihadapi dan berusaha untuk tetap teguh dalam keimanan. Mencegah kemungkaran, menjaga kejujuran dalam transaksi, tidak mengikuti budaya yang bertentangan dengan Islam, serta tidak terlalu mencintai dunia adalah langkah-langkah penting untuk mempertahankan kejayaan umat. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk tetap istiqamah dalam menjalankan agama-Nya. Aamiin.