Peristiwa 1 Ramadhan : Momentum Bersejarah di Bulan Ramadhan
Pelajari bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyusun strategi rahasia dalam penyerbuan Kota Makkah pada 1 Ramadhan 8 Hijriyah, serta pelajaran penting dari peristiwa ini.

Rampungnya Persiapan Penyerbuan Kota Makkah pada 1 Ramadhan Tahun 8 Hijriyah
Pada hari pertama bulan Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyelesaikan segala persiapan untuk menyerbu Kota Makkah. Peristiwa ini dirahasiakan bahkan dari orang-orang terdekat beliau agar tidak bocor ke pihak kafir Quraisy yang bisa saja bersiap lebih dulu untuk menghadapi serangan tersebut.
Dalam strategi perangnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Abu Qatadah al-Anshariy Radhiyallahu ‘anhu untuk memimpin pasukan berjumlah delapan orang. Salah satu anggota pasukan ini adalah Muhallim bin Jatstsamah al-Laitsy yang dikirim ke Bathnu Idham. Misi ini bertujuan untuk menimbulkan kesan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya bersiap di Madinah dan akan menyerang dari arah pasukan Abu Qatadah, sehingga musuh Quraisy tidak mengetahui rencana utama beliau.
Di tengah perjalanan, rombongan Muhallim bin Jatstsamah bertemu dengan ‘Amir bin al-Adhbath al-Asyja’iy yang mengucapkan salam kepada mereka. Namun, tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut, mereka menangkap dan membunuhnya, serta merampas harta benda, unta, dan kantong susu miliknya. Tindakan ini kemudian ditegur langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kalian mengatakan kepada orang yang mengucapkan 'salam' kepada kalian: 'Kamu bukan seorang mukmin' (lalu kalian membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak..." (QS. An-Nisa’ [4]: 94).
(Sumber: ‘Uyun al-Atsar, Jilid 2, hlm. 207 dan Ghazawat an-Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hlm. 122)
Pelajaran Penting dari Peristiwa Ini
-
Menjaga Rahasia dalam Perang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menempuh strategi menyimpan rahasia dalam setiap peristiwa penting, termasuk dalam mempersiapkan perang. Hal ini bertujuan untuk mengelabui musuh agar mereka tidak dapat menyusun strategi perlawanan.
-
Pentingnya Meneliti Sebelum Bertindak Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan dalam Al-Qur'an bahwa siapa saja yang menyakiti orang beriman tanpa alasan yang benar hanya akan mendapatkan kemurkaan-Nya, meskipun tindakan tersebut terlihat baik di permukaan. Firman Allah:
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab [33]: 58).
Peristiwa ini menjadi salah satu pelajaran penting dalam sejarah Islam yang menunjukkan bagaimana strategi perang yang cermat serta prinsip keadilan dalam bertindak sangat ditekankan dalam ajaran Islam.