PPI Jepang Gelar Webinar "Innovation and Future Perspective in Agriculture and Food Technologies"

PPI Jepang sukses menggelar webinar "Innovation and Future Perspective in Agriculture and Food Technologies" yang membahas inovasi teknologi pertanian. Acara ini menghadirkan akademisi, peneliti, dan industri untuk membangun kolaborasi dalam mendukung pertanian modern dan berkelanjutan di Indonesia.

PPI Jepang Gelar Webinar "Innovation and Future Perspective in Agriculture and Food Technologies"

Tokyo, 1 Maret 2025 – Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang) sukses menyelenggarakan webinar bertajuk "Innovation and Future Perspective in Agriculture and Food Technologies" yang menghadirkan tiga pembicara utama dari berbagai institusi. Acara ini bertujuan untuk membahas inovasi terkini dalam sektor pertanian serta peluang kolaborasi antara akademisi, industri, dan lembaga penelitian guna mendukung perkembangan teknologi pertanian di Indonesia.

Webinar ini dihadiri oleh Atase Pertanian KBRI Tokyo, Andi Hidayat, yang menyoroti pentingnya teknologi dalam menjawab tantangan sektor pertanian, termasuk dalam mendukung program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintah. Beliau juga mengapresiasi inisiatif PPI Jepang dalam menghadirkan para ahli untuk berbagi wawasan dan membuka peluang kerja sama strategis.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agustami Sitorus, dalam paparanya, membahas tentang teknologi non-destruktif dalam menilai kualitas produk pertanian dan pangan. Ia menyoroti penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk traceability dan authenticity, serta berbagai metode deteksi seperti kromatografi, spektroskopi, dan mikroskopi. Ia menegaskan, tantangan utama yang dihadapi adalah validasi model di luar skala laboratorium serta penerapannya untuk produk lokal Indonesia.

Senada dengan Agustami, Yohanes Bayu Suharto menyoroti generasi milenial di bidang pertanian. Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor ini menjelaskan bahwa saat ini terjadi penurunan jumlah petani muda. Menyikapi hal tersebut, menurutnya, diperlukan transformasi sektor pertanian dari sistem konvensional ke teknologi modern, termasuk pertanian berbasis digital dan smart farming untuk meningkatkan efisiensi dan daya tarik bagi generasi muda.

Dari sektor industri, pengusaha Aero Versum Group Pandu Wirabuana membagikan pengalaman tentang mentransformasi ilmu sains ke bisnis dalam bidang pertanian. Perusahaannya mengembangkan berbagai teknologi berbasis drone dan analitik data untuk efisiensi pertanian, termasuk perhitungan pohon, polinasi buatan, dan analisis pemupukan. Ia menjelaskan, tantangan utama dalam penerapan teknologi ini adalah adopsi oleh petani serta regulasi yang berlaku.

Ketua PPI Jepang, Prima Gandhi, menekankan bahwa pertanian merupakan keunggulan komparatif Indonesia dibandingkan negara-negara maju yang memiliki empat musim. Ia menyoroti pentingnya penggunaan teknologi ramah lingkungan, mekanisasi pertanian yang disesuaikan dengan skala kepemilikan lahan di Indonesia, serta pengembangan startup berbasis teknologi pertanian untuk meningkatkan efisiensi pasar dan kesejahteraan petani.

Sebanyak 81,6% peserta menyatakan bahwa webinar ini sangat bermanfaat dan diharapkan menjadi jembatan awal untuk kolaborasi lebih lanjut antara peneliti, akademisi, dan industri. Diskusi yang berlangsung juga menyoroti berbagai peluang dalam pengembangan teknologi pertanian Indonesia agar lebih maju dan berkelanjutan.