Tips Menjaga Iman Saat Berpergian

Panduan Muslim menjaga iman saat bepergian: shalat, makanan halal, adab, dan manajemen waktu yang baik. Tips Islami berdasarkan Al-Qur'an, hadis, serta pendapat ulama dan teknologi pendukung.

Tips Menjaga Iman Saat Berpergian

Saat bepergian, tantangan untuk tetap menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslim bisa lebih besar. Perjalanan seringkali mengganggu rutinitas, termasuk waktu untuk shalat, puasa, dan menjaga adab Islam. Meski begitu, penting bagi kita untuk terus terhubung dengan iman selama perjalanan agar tetap mendapatkan keberkahan dan ridha Allah.

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai cara untuk tetap menjaga keimanan dan praktik Islami saat dalam perjalanan, dilengkapi dengan panduan dari Al-Qur'an, hadis, serta nasihat ulama.

Mengutamakan Shalat Saat Perjalanan

Shalat adalah ibadah yang tidak boleh ditinggalkan, bahkan ketika kita bepergian. Dalam keadaan tertentu, Allah SWT memberikan kemudahan bagi umat Islam yang sedang dalam perjalanan untuk menunaikan shalat, yakni dengan cara qashar (meringkas) dan jamak (menggabungkan).

Dalil dari Al-Qur'an
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي ٱلْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا۟ مِنَ ٱلصَّلَوٰةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ
Latin: “Wa idhā ḍarabtum fil-arḍi falaysa 'alaykum junāḥun an taqṣurū minaṣ-ṣalāti in khiftum an yaftinakumu alladhīna kafarū.”
Artinya: "Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah mengapa kamu meng-qashar shalat, jika kamu khawatir diserang orang-orang kafir." (QS. An-Nisa: 101)

Ayat ini menegaskan bahwa shalat tetap wajib, namun Allah memberikan kemudahan melalui qashar bagi mereka yang dalam perjalanan. Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada kita untuk menjaga shalat lima waktu dengan disiplin, meskipun sedang bepergian.

Hadis Rasulullah SAW
"Shalatlah kalian sambil berdiri, jika tidak mampu maka duduk, jika tidak mampu juga maka sambil berbaring." (HR. Bukhari)

Hadis ini menunjukkan fleksibilitas dalam ibadah shalat saat kita berada dalam kondisi sulit, seperti dalam perjalanan. Selama niat dan upaya untuk melaksanakan ibadah ada, Allah SWT tetap memberikan pahala.

Persiapkan Perlengkapan untuk Shalat

Saat bepergian, penting untuk membawa perlengkapan shalat yang praktis, seperti sajadah kecil dan kompas untuk mengetahui arah kiblat. Teknologi juga sangat membantu dalam hal ini, seperti aplikasi ponsel yang bisa menunjukkan arah kiblat dan waktu shalat sesuai dengan lokasi.

Pendapat Ulama
Sheikh Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya Fiqh of Muslim Minorities menekankan pentingnya beradaptasi tanpa meninggalkan prinsip-prinsip Islam saat berada di luar negeri atau dalam perjalanan. Beliau menyebutkan bahwa umat Muslim harus bijaksana dalam mencari solusi yang tidak bertentangan dengan syariat, salah satunya adalah memanfaatkan teknologi untuk membantu mereka tetap beribadah dengan tepat waktu, meskipun dalam kondisi perjalanan.

Makan dan Minum yang Halal

Salah satu tantangan besar ketika bepergian adalah menjaga konsumsi makanan dan minuman halal. Di beberapa tempat, mungkin sulit untuk menemukan restoran atau produk makanan halal. Namun, dengan sedikit usaha, kita tetap bisa menjaga asupan halal yang merupakan bagian dari keimanan kita.

Dalil dari Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Latin: “Yā ayyuhā alladhīna āmanū kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurū lillāhi in kuntum iyyāhu ta'budūn.”
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik-baik yang Kami telah berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al-Baqarah: 172)

Makanan yang halal dan baik (tayyib) merupakan bagian integral dari kehidupan seorang Muslim. Ketika kita bepergian, penting untuk mencari makanan halal atau membawa bekal jika memungkinkan. Teknologi kembali berperan besar di sini, dengan berbagai aplikasi yang bisa membantu kita menemukan restoran halal di lokasi mana pun.

Menjaga Adab Islami

Selama bepergian, seorang Muslim harus tetap menjaga adab dan akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam. Ini termasuk berpakaian sopan, menjaga pandangan, berbuat baik kepada orang lain, dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama.

Hadis Rasulullah SAW
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)

Rasulullah SAW menekankan pentingnya akhlak yang baik, baik di rumah maupun saat berada di luar negeri. Saat kita bepergian, kita tetap menjadi duta bagi agama Islam, dan melalui adab yang baik, kita bisa menyampaikan pesan Islam secara tidak langsung kepada orang lain.

Mengatur Waktu dengan Bijak

Perjalanan sering kali membuat kita tergesa-gesa dan mengabaikan waktu untuk beribadah atau membaca Al-Qur'an. Oleh karena itu, penting untuk memiliki perencanaan yang baik agar kita tetap bisa menyisihkan waktu untuk beribadah, meskipun dalam kondisi perjalanan.

Pendapat Ulama
Imam Ibn Qayyim Al-Jawziyyah dalam karyanya Al-Fawaid menekankan pentingnya manajemen waktu bagi seorang Muslim. Menurutnya, waktu adalah salah satu nikmat terbesar dari Allah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Saat bepergian, seorang Muslim harus mampu memanfaatkan waktu dengan bijak, misalnya dengan memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, atau merenungkan kebesaran ciptaan Allah di tempat-tempat baru yang dikunjungi.

Penelitian modern juga menunjukkan bahwa manajemen waktu yang baik selama bepergian dapat meningkatkan kualitas perjalanan, mengurangi stres, dan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan. Ini selaras dengan ajaran Islam tentang pentingnya mengatur waktu dengan baik.

Tetap Berpuasa saat Safar

Bagi yang bepergian saat bulan Ramadan, Allah SWT memberikan keringanan untuk tidak berpuasa jika perjalanan tersebut menyebabkan kesulitan. Namun, jika merasa mampu, kita tetap dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa.

Dalil dari Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍۢ فَعِدَّةٌۭ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
Latin: “Fa man kāna minkum marīḍan aw 'alā safarin fa 'iddatun min ayyāmin ukhar.”
Artinya: "Barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184)

Meski ada keringanan, beberapa Muslim mungkin tetap memilih untuk berpuasa saat bepergian jika mereka merasa tidak mengalami kesulitan. Dalam hal ini, tetap penting untuk menjaga niat yang baik dan mengikuti tuntunan agama dengan bijak.

Penutup

Bepergian, baik untuk pekerjaan, rekreasi, atau keperluan lainnya, bukan alasan untuk melonggarkan ibadah dan keimanan. Dengan sedikit persiapan dan niat yang ikhlas, seorang Muslim bisa tetap menjalankan kewajiban agamanya dengan baik di mana pun ia berada. Menjaga shalat, mencari makanan halal, menjaga adab, dan memanfaatkan teknologi yang ada adalah beberapa cara efektif untuk tetap terhubung dengan iman selama perjalanan.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dalam menjalani perjalanan dengan tetap memelihara keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.


Referensi:

  1. Al-Qur’an, Surah An-Nisa: 101
  2. Hadis riwayat Bukhari & Muslim
  3. Sheikh Yusuf Al-Qaradawi, Fiqh of Muslim Minorities
  4. Imam Ibn Qayyim Al-Jawziyyah, Al-Fawaid
  5. Journal of Travel and Health