Peristiwa 10 Ramadhan: Wafatnya Menteri Nizham al-Mulk

Pada 10 Ramadhan 485 Hijriyah, umat Islam kehilangan tokoh besar, Nizham al-Mulk, menteri Kesultanan Saljuk. Sosok dermawan ini wafat secara tragis setelah ditusuk oleh seorang pemuda.

Peristiwa 10 Ramadhan: Wafatnya Menteri Nizham al-Mulk

Peristiwa 10 Ramadhan: Wafatnya Menteri Nizham al-Mulk

Peristiwa Bersejarah di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan tidak hanya menjadi bulan penuh ibadah dan ampunan, tetapi juga menyimpan banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam. Salah satu peristiwa bersejarah di bulan Ramadhan adalah wafatnya Nizham al-Mulk pada tanggal 10 Ramadhan tahun 485 Hijriyah.

Siapakah Nizham al-Mulk?

Nizham al-Mulk memiliki nama lengkap Abu ‘Ali al-Hasan bin ‘Ali bin Ishaq al-Thusy. Beliau adalah seorang menteri besar dalam pemerintahan Kesultanan Saljuk, yang dikenal sebagai tokoh pemimpin bijaksana, dermawan, dan mencintai ilmu. Ibnu al-Sam’any menyebutkan bahwa Nizham al-Mulk adalah simbol kemuliaan dan kedermawanan.

Setiap majelis yang dihadirinya selalu dipenuhi oleh ulama, ahli Quran, dan fiqih. Selain menjadi pemimpin yang cerdas, beliau juga membangun banyak sekolah di berbagai kota untuk memajukan pendidikan Islam. Nizham al-Mulk bahkan ikut mengajarkan imla’ (tulisan) dan hadits kepada murid-muridnya.

Wafatnya Nizham al-Mulk di Bulan Ramadhan

Pada usia 78 tahun, Nizham al-Mulk wafat dalam sebuah peristiwa tragis yang terjadi pada malam ke-10 Ramadhan. Seorang pemuda yang berpakaian seperti penganut sufi dari aliran Bathiniyyah datang kepadanya dan menceritakan sebuah kisah. Namun secara tiba-tiba, pemuda itu menikam dada sang menteri dengan pisau hingga beliau wafat.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa pembunuhan ini merupakan bagian dari konspirasi politik yang direncanakan oleh Maliksyah, Sultan Saljuk pada masa itu. Namun, kebenarannya hanya Allah yang Maha Mengetahui (wallahu a’lam).

Warisan dan Pengaruh Nizham al-Mulk

Peristiwa wafatnya Nizham al-Mulk menjadi salah satu catatan sejarah penting di bulan Ramadhan. Hingga kini, beliau dikenang sebagai pemimpin yang cinta ilmu, bijaksana, dermawan, dan berkontribusi besar dalam memajukan pendidikan Islam. Warisan berupa sekolah-sekolah yang beliau dirikan terus memberikan manfaat bagi umat Islam dari masa ke masa.


Referensi:
Syadzarat al-Dzahab fi Akhbar man Dzahab, Jilid 5, hlm. 362