Peristiwa 21 Ramadhan: Wafatnya Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafy

Peristiwa 21 Ramadhan 95 H: Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafy meninggal dunia di Irak pada usia 54 tahun. Sosok kontroversial dalam sejarah Islam ini dikuburkan di Wasith.

Peristiwa 21 Ramadhan: Wafatnya Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafy

Salah Satu Tokoh Berpengaruh dalam Sejarah Islam

Pada 21 Ramadhan tahun 95 Hijriyah, dunia Islam mencatat peristiwa wafatnya Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafy, seorang gubernur terkenal pada masa Kekhalifahan Umayyah. Ia meninggal dunia di negeri Irak pada usia sekitar 54 tahun.

Berita kematiannya sampai kepada Al-Hasan al-Bashri, seorang ulama besar, yang kemudian sujud syukur dan berkata:

اللهم إنك أمته فأمت سنته عنا
"Ya Allah, Engkau telah mematikannya, maka matikan pula peraturannya dari kami."
(Wafayat al-A’yan, Jilid 2, hlm. 53)

Al-Hajjaj bin Yusuf dimakamkan di Wasith, dan kuburannya diratakan serta disirami air agar tidak dikenali.


Siapakah Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafy?

Al-Hajjaj bin Yusuf adalah seorang gubernur yang dikenal sebagai pemimpin militer yang kuat, namun juga kejam. Ia pernah berperan besar dalam menstabilkan wilayah Islam di bawah Dinasti Umayyah, tetapi juga terkenal dengan kekerasan dan kediktatorannya.

Fakta Menarik tentang Al-Hajjaj:

  1. Tangan Kanan Bani Umayyah
    Ia diangkat sebagai gubernur oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan memiliki kekuasaan luas di Irak serta wilayah sekitarnya.

  2. Penumpas Pemberontakan
    Al-Hajjaj dikenal karena berhasil menumpas berbagai pemberontakan, termasuk yang dilakukan oleh Abdullah bin Zubair di Makkah.

  3. Kontribusi dalam Bahasa Arab
    Meskipun terkenal keras, ia juga berkontribusi dalam kodifikasi Al-Qur'an, terutama dalam sistem tanda baca dan titik untuk memudahkan pembacaan Al-Qur’an.

  4. Ditakuti oleh Umat Islam
    Dikenal sebagai penguasa zalim, banyak ulama dan rakyat yang takut kepada kebijakan kerasnya.


Pelajaran dari Wafatnya Al-Hajjaj bin Yusuf

  1. Kekuasaan Bersifat Sementara
    Seberapa pun kuat dan berpengaruhnya seseorang, pada akhirnya ia akan menghadapi kematian.

  2. Keadilan Allah Pasti Berlaku
    Ulama dan rakyat yang tertindas pada masanya merasa lega dengan wafatnya, menunjukkan bahwa kezaliman tidak akan bertahan selamanya.

  3. Peran Sejarah yang Beragam
    Al-Hajjaj tetap diingat sebagai tokoh yang memiliki dua sisi: pemimpin militer yang hebat tetapi juga terkenal dengan kekejamannya.


Penutup

Peristiwa 21 Ramadhan 95 Hijriyah menjadi catatan sejarah yang menggambarkan bagaimana seorang penguasa yang kuat akhirnya harus tunduk kepada kematian. Meskipun banyak kontroversi tentang kepemimpinannya, Al-Hajjaj bin Yusuf tetap menjadi salah satu tokoh berpengaruh dalam sejarah Islam.


Referensi:

  • Wafayat al-A’yan, Jilid 2, hlm. 53

  • Kitab Tarikh al-Umam wa al-Muluk (Ibnu Jarir ath-Thabari)