Terjagalah untuk yang Menjaga

Cinta karena Allah bukan tentang memiliki, tetapi menjaga hingga tiba saat yang halal. Artikel ini menguatkan hati-hati yang memilih jalan ridha-Nya, disertai dalil sebagai penguat langkah menuju cinta yang suci.

Terjagalah untuk yang Menjaga

Dalam dunia yang penuh godaan dan ujian, memilih untuk menjaga diri bukanlah perkara mudah. Namun, bagi siapa pun yang mencintai karena Allah, menjaga bukan sekadar pilihan—melainkan bentuk ketaatan dan ibadah.

Cinta yang benar bukan tentang seberapa sering bertemu, tetapi seberapa kuat menjaga hati dari yang tidak halal. Karena cinta yang dijaga dalam batas-Nya adalah cinta yang akan dijaga oleh-Nya.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."

(QS. Al-Isra: 32)

Menjaga Hati, Menjaga Niat

Perjalanan menuju halal bukan tentang mempercepat pertemuan, tetapi mempersiapkan diri agar pantas dipertemukan. Bagi mereka yang menjaga, cinta bukan hanya rasa, tapi juga amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Dengan niat yang lurus dan hati yang bersih, mereka saling menguatkan dalam diam. Bukan dengan menggoda, melainkan mengingatkan. Bukan dengan perhatian yang berlebihan, melainkan dengan doa yang tulus.

Doa dan Ikhtiar Menuju Halal

Menjaga bukan berarti pasrah, tetapi bersungguh-sungguh memantaskan diri dan menyerahkan hasil terbaik kepada Allah. Mereka yang menjaga memilih untuk mempersiapkan masa depan, bukan sekadar memuaskan hasrat sesaat.

Setiap rindu dijadikan zikir, setiap harap dititipkan dalam doa. Dalam sepi, mereka menundukkan pandangan, menjaga hati dari cela. Dalam sunyi, mereka menyebut nama yang sama di hadapan Allah, berharap kelak dipertemukan dalam akad yang suci.

Terjagalah, Karena Cinta Tak Harus Dimiliki Sekarang

Cinta yang suci tidak harus terburu-buru dimiliki. Ia tahu waktunya. Ia tahu jalannya. Terjagalah untuk yang menjaga, karena hanya hati yang bersih yang layak untuk cinta yang suci. Dan hanya cinta yang suci yang pantas diikat dalam ridha-Nya.

Jika hari ini belum bersatu, bukan berarti cinta itu salah. Bisa jadi Allah sedang mendidik kita menjadi lebih layak, agar pertemuan kelak bukan hanya menyatukan dua insan, tapi juga dua jiwa yang siap menua bersama dalam kebaikan.

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

(QS. Ali Imran: 134)


Penutup:

Untuk siapa saja yang sedang menjaga diri, tetaplah sabar. Untukmu yang sedang menjaga hati, teruslah kuat. Karena dalam setiap penjagaan, Allah sedang menyiapkan cinta terbaik yang tidak hanya indah di dunia, tapi juga abadi di akhirat.

Terjagalah, untuk yang juga menjaga.
Menuju halal, dalam ridha-Nya.