Cara Berniat Puasa Arafah dan Keutamaannya bagi Seorang Muslim

Pelajari cara berniat puasa Arafah yang benar serta keutamaannya bagi seorang Muslim. Dapatkan panduan lengkap dengan dalil-dalil Al-Quran dan hadits untuk meraih pahala dan penghapusan dosa.

Cara Berniat Puasa Arafah dan Keutamaannya bagi Seorang Muslim

Puasa Arafah merupakan salah satu puasa sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara berniat puasa Arafah serta keutamaan-keutamaannya berdasarkan dalil dari Al-Quran dan Hadits. Puasa ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi umat Muslim.

Keutamaan Puasa Arafah

Puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa. Dalam sebuah hadits dari Abu Qotadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arafah memiliki kemampuan untuk menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Ini adalah anugerah besar bagi umat Muslim yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan diri dari dosa.

Pandangan Ulama tentang Puasa Arafah

Para ulama sepakat tentang keutamaan puasa Arafah. Berikut adalah pandangan beberapa ulama terkenal:

Imam Nawawi

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 428) berkata:

“Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”

Ibnu Muflih

Ibnu Muflih dalam Al Furu’ (3: 108) menyatakan:

“Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”

Pandangan ini menunjukkan bahwa puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang berhaji. Bagi yang sedang berhaji, disarankan untuk tidak berpuasa agar memiliki kekuatan fisik yang cukup saat melaksanakan ibadah haji di Arafah.

Cara Berniat Puasa Arafah

Niat puasa Arafah cukup dilakukan dalam hati. Dalam Islam, niat adalah hal yang sangat penting dan letaknya di dalam hati. Tidak ada keharusan untuk melafalkan niat dengan lisan. Hal ini didukung oleh berbagai pendapat ulama:

Muhammad Al Hishni

Muhammad Al Hishni berkata:

لا يصح الصوم إلا بالنية للخبر، ومحلها القلب، ولا يشترط النطق بها بلا خلاف

“Puasa tidaklah sah kecuali dengan niat karena ada hadits yang mengharuskan hal ini. Letak niat adalah di dalam hati dan tidak disyaratkan dilafazhkan.” (Kifayatul Akhyar, hal. 248).

Muhammad Al Khotib

Muhammad Al Khotib berkata:

إنما الأعمال بالنيات ومحلها القلب ولا تكفي باللسان قطعا ولا يشترط التلفظ بها قطعا كما قاله في الروضة

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Namun niat letaknya di hati. Niat tidak cukup di lisan. Bahkan tidak disyaratkan melafazhkan niat. Sebagaimana telah ditegaskan dalam Ar Roudhoh.” (Al Iqna’, 1: 404).

Dengan demikian, ketika kita berniat untuk berpuasa Arafah, cukup dengan menghadirkan niat dalam hati bahwa kita akan berpuasa pada hari Arafah. Tidak perlu melafalkan niat seperti “nawaitu shouma ghodin...” karena hal tersebut tidak ada dalil yang mendukungnya.

Keutamaan dan Manfaat Lain Puasa Arafah

Selain menghapuskan dosa selama dua tahun, puasa Arafah memiliki berbagai keutamaan dan manfaat lainnya:

Mendekatkan Diri kepada Allah

Puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dicintai Allah. Dengan berpuasa Arafah, seorang Muslim menunjukkan ketundukan dan ketaatan kepada perintah Allah. Ini adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan meraih keridhaan-Nya.

Mengikuti Sunnah Rasulullah

Dengan melaksanakan puasa Arafah, kita mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengikuti sunnah adalah cara terbaik untuk menunjukkan cinta kita kepada Nabi Muhammad dan mendapatkan pahala yang besar.

Memperbanyak Pahala

Hari Arafah adalah salah satu dari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, yang dianggap sebagai hari-hari terbaik dalam Islam. Setiap amal ibadah yang dilakukan pada hari-hari ini akan dilipatgandakan pahalanya. Puasa Arafah adalah kesempatan untuk memperbanyak pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.

Mengingatkan Akan Pentingnya Hari Arafah

Puasa Arafah juga menjadi pengingat akan pentingnya hari Arafah dalam ibadah haji. Bagi umat Muslim yang tidak berhaji, puasa ini menghubungkan mereka dengan saudara-saudara Muslim yang sedang berhaji dan mengingatkan mereka tentang makna pengorbanan dan ketundukan kepada Allah.

Kesimpulan

Puasa Arafah adalah salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Dengan berpuasa pada hari ini, seorang Muslim dapat menghapuskan dosa-dosanya selama dua tahun, mendekatkan diri kepada Allah, dan mengikuti sunnah Rasulullah. Niat puasa Arafah cukup dilakukan dalam hati, tanpa perlu dilafalkan dengan lisan. Dengan memahami dan melaksanakan puasa Arafah, kita dapat meraih banyak manfaat spiritual dan pahala yang besar.

Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesempatan untuk melaksanakan puasa Arafah dan mendapatkan keutamaan-keutamaannya. Amin.