Ekonomi Syariah di Panggung Dunia: Dari Alternatif Menjadi Arus Utama
Selama beberapa dekade terakhir, ekonomi syariah berkembang dari sebuah sistem yang dianggap “khusus untuk negara Muslim” menjadi bagian penting dari perekonomian global. Perubahan ini tidak terjadi secara tiba-tiba—perkembangan teknologi, kebutuhan stabilitas finansial, dan pencarian sistem ekonomi yang lebih etis telah mendorong dunia untuk melirik prinsip-prinsip syariah.
1. Mengapa Dunia Mulai Melirik Ekonomi Syariah?
Ada tiga alasan utama:
a. Stabilitas dan Ketahanan Krisis
Prinsip syariah yang melarang riba, gharar, dan maysir membuat sistem keuangan lebih terhindar dari spekulasi.
Saat krisis finansial global 2008, banyak lembaga keuangan syariah terbukti lebih stabil karena tidak terlibat dalam instrumen spekulatif berisiko tinggi.
b. Tuntutan Sistem Ekonomi yang Lebih Etis
Zaman sekarang publik dunia semakin peduli pada:
transparansi
keberlanjutan
investasi etis (ethical investing)
Ekonomi syariah secara alami memenuhi unsur-unsur tersebut, mulai dari akad yang jelas hingga larangan investasi pada sektor merusak seperti alkohol, perjudian, dan riba.
c. Populasi Muslim Global yang Terus Bertumbuh
Dengan lebih dari 1,9 miliar Muslim, permintaan terhadap layanan keuangan syariah meningkat pesat—tidak hanya di negara mayoritas Muslim, tetapi juga di Barat.
2. Perkembangan Ekonomi Syariah di Berbagai Negara
Malaysia
Malaysia menjadi pionir dengan infrastruktur regulasi yang kuat, mulai dari bank syariah, pasar modal syariah, hingga Takaful (asuransi syariah). Mereka bahkan memiliki indeks saham syariah yang diakui dunia.
Indonesia
Sebagai negara Muslim terbesar, Indonesia mendorong digitalisasi ekonomi syariah, melahirkan:
fintech syariah
pembiayaan UMKM berbasis akad
wakaf produktif
bank syariah hasil merger (BSI) yang menjadi pemain besar
Uni Emirat Arab & Arab Saudi
Dua negara ini menjadikan ekonomi syariah sebagai bagian strategi ekonomi nasional, dengan fokus pada:
halal lifestyle
logistik global
keuangan syariah internasional
Inggris & Eropa
Banyak negara Eropa memiliki bank syariah independen dan mengeluarkan sukuk (obligasi syariah) untuk pembiayaan infrastruktur. Inggris bahkan menjadi negara Barat pertama yang menerbitkan sukuk negara.
3. Produk Ekonomi Syariah yang Mendunia
a. Sukuk (Obligasi Syariah)
Kini dipakai untuk membiayai:
bandara
jalan raya
energi hijau
Pembangunan digital
Banyak negara non-Muslim menerbitkan sukuk karena dianggap menarik investor global.
b. Takaful (Asuransi Syariah)
Takaful berkembang pesat di Afrika, Eropa, dan Asia Selatan karena konsep risiko bersama (ta’awun) dianggap lebih adil.
c. Halal Industry
Tidak sekadar makanan—tetapi juga:
kosmetik halal
pariwisata halal
fashion muslim
farmasi halal
Nilai ekonominya mencapai triliunan dolar.
4. Tantangan di Masa Depan
Walaupun perkembangannya pesat, ekonomi syariah masih memiliki tantangan:
a. Kurangnya SDM ahli syariah & finansial
Banyak negara kekurangan pakar yang menguasai fikih muamalah dan ilmu ekonomi modern sekaligus.
b. Standarisasi global yang belum seragam
Perbedaan fatwa antar negara kadang membuat kebijakan tidak konsisten.
c. Persaingan dengan sistem konvensional yang sudah mapan
Dibutuhkan inovasi agar produk syariah tidak hanya “halal”, tetapi juga kompetitif
5. Masa Depan Ekonomi Syariah: Menuju Arus Utama Global
Melihat perkembangan sekarang, ekonomi syariah bukan lagi “pilihan alternatif”.
Ia telah menjadi pilar investasi etis global sumber pembiayaan infrastruktur yang kuat ekosistem halal dengan potensi raksasa solusi ekonomi berkelanjutan model finansial yang stabil dan manusiawi







